Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kota Surabaya

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
  • METAL TREATMENT

METAL TREATMENT

Update Terakhir
:
16 / 12 / 2019
Min. Pembelian
:
1 Unit
Dilihat Sebanyak
:
120 kali

Harga

CALL
Bagikan
:

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail METAL TREATMENT

Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari–hari yaitu Solid Lubricant dan Liquid Lubricant. Oli merupakan jenis liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu bentuk solid lubricant. A. Fungsi Pelumas (lubricant) • Membentuk lapisan film a. Mencegah kontak langsung antara dua bagian komponen yang saling bergesekan b. mengurangi gesekan sehingga akan mengurangi keausan • Sebagai media pendingin Menyerap panas dari komponen yang dilalui oleh oli, kemudian melepaskan panas tersebut di tangki. • Sebagai penyekat Mencegah kebocoran, misalnya melapisi (mengisi) clearance antara piston, ring piston dan liner. • Sebagai pembersih Membersihkan dengan cara membawa kotoran dari komponen yang dilalui oli tersebut, kemudia dibawa ke tangki dan diendapkan serta di saring oleh oil filter. • Sebagai anti karat Dengan cara melindungi komponen agar tidak kontak langsung langsung dengan udara (oksigen), sehingga akan mencegah terjadinya oksidasi yang menyebabkan karat. • Sebagai media pemindah tenaga Dengan cara mengubah energi hidrolis menjadi energi mekanis (silinder), atau mengubah energi hidrolis ke kinetis kemudian energi mekanis(torque converter). B. Bentuk Pelumas Telah diuraikan diawal, bahwasannya bentuk pelumas ada dua macam yaitu solid Lubricant (grase) dan Liquid Lubricant (oli).Berikut schematic bahan yang digunakan pada pembuatan grease. 1. Liquid Lubricant (Oil) A. Base Oil Oli (Oil) dibuat dari “ base oil “ dan “ aditive “ (bahan tambahan). Terdapat tiga jenis base oil yang digunakan : - Crude oil ( minyak bumi ) : Parrafinis base oil,Naptanic base oil dan Aromatic base oil - Natural oil ( Minyak nabati ) : Minyak ini dikenal sebagai white oil yang sering digunakan untuk keperluan industri makanan dan kosmetik. - Syntetic oil ( Bahan Kimia ) Base oil ini didapatkan dari unsur-unsur kimia yang direaksikan satu sama lain sehingga menghasilkan unsur lain berupa bahan yang digunakan untuk bahan dasar oli (base oil). Komposisi antara base oil dan additive adalah sebagai berikut: Base oil 80 – 85 % , Additive 15 – 20 % B. Additive Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat–sifat mutu oil seperti : - Extreme pressure – memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan. - Viskositas Index ( VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli. - Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah terjadinya keausan. - Anti Rust / corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosin. - Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi - Dispersant - Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll. Oli terbuat dari 80 – 85 % bases oil dan 15 – 20 % additive. Mutu oli tidak dapat diketahui hanya dengan melihat bentuk fisik maupun merasakannya dengan panca indra. C. Klasifikasi Oli Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli : - Engine oil. - Hydraulic oil. - Gear oil. - Brake oil. - Automatic Transmission Fluid ( ATF ). D. Viscosity Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan, yang diukur berdasar atas angka kekentalan kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji. Salah satunya menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis yang dinyatakan dalam centi stoke ( cST ). Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade–grade tertentu dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai pedoman standard kekentalan pelumas. • SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20, SAE30,SAE40, SAE20W-50, SAE90 dst, • AGMA ( American Gear Manufaturer Association ) dengan skala AGMA1, AGMA2, AGMA3, AGMA4,5,6,7,8,8A. • ISO ( International Standardization Organization ) dengan skala 32 – 1500. • API ( American Petroleum Institute ) o Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, and SESF o Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, and CF. E. Viskositas Index. Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil terhadap perubahan temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau temperatur oli akan menjadi encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat golongan : - Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29. - Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79. - Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100. Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya berbeda. Perbedaannya ada dibawah tabel ini : Mesran 30 memiliki viskositas index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.Jenis Produk Pelumas Spesifikasi pemakaian : 1. Mesran. Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan bahan bakar bensin dengan menghendaki pelumasan yang sempurna. 2. Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi beban ringan dengan turbocharge dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini. 3. Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non turbocharge yang memakai bahan bakar solar dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini. 4. Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang dilengkapi dengan supercharge dan menggunakan bahan bakar solar. F. Pour Point Pour point menunjukkan temperatur terendah oli dapat mengalir, pour point tinggi mengakibatkan oli susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan masuk kedalam celah-celah yang kecil ketika cuaca dingin menjadi buruk. G. Flash Point Oli dengan flash point rendah lebih mudah terbakar, flash point merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan oli. H. Demulsibility Kemampuan oli untuk memisahkan diri dari air. I. Foor Ball Test Suatu pengetesan yang dilakukan untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas untuk menahan beban gesekan dan keausan metal. J. Kerusakan Oli Pelumas Kerusakan oli pelumas dapat terjadi karena dua hal sebagai berikut : • Kontaminasi Adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari luar sistem, misalnya: panas matahari, debu, kondensasi, bahan-bahan kimia. • Deteriorasi Adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari dalam system itu sendiri,misalnya: suhu kerja, tekanan, reaksi kimia.
Tampilkan Lebih Banyak